Close Menu
Desanesia.id
  • Home
  • Indeks
  • Nasional
  • Daerah
  • Wisata
  • Gallery
    • Video
  • Sejarah
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Budaya

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Forum Strategis: Menghadapi Krisis Masa Depan Bangsa dan Dunia

Jumat, 2 Mei 2025

Membangun Masa Depan Pertanian Tapanuli Utara: Membaca Realitas, Menata Ulang Arah

Selasa, 29 April 2025

Kopdes Merah Putih: Upaya Membangun Solidaritas dan Kesadaran Politik

Minggu, 27 April 2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook Instagram YouTube TikTok
Desanesia.id
Selasa, 3 Juni 2025 Login
  • Home
  • Indeks
  • Nasional
  • Daerah
  • Wisata
  • Gallery
    • Video
  • Sejarah
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Budaya
Desanesia.id
Home » Pusat Data Center Tidak Mengaplikasikan Firewall Terpadu
Nasional Kamis, 27 Juni 2024

Pusat Data Center Tidak Mengaplikasikan Firewall Terpadu

Nurfaizah Al AdabiyahBy Nurfaizah Al AdabiyahKamis, 27 Juni 2024Tidak ada komentar2 Mins Read
Facebook Twitter WhatsApp
Iskandar Zulkarnaen Nasution/Ist
Share
Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp

Desanesia. Pusat data center yang dikelola pemerintah selama ini disebut tidak mengaplikasikan sistem keamanan atau firewall terpadu. Selama ini, firewall selalu diserahkan kepada instansi pemilik data, sementara pemerintah pusat hanya menyediakan ruang simpan data di server.

Demikian disampaikan kandidat Direktur Komunikasi dan Politik Bappenas tahun 2022,  oleh Iskandar Zulkarnaen Nasution Rabu, (26/6) di Batam.

Pengalaman Iskandar saat berdinas di Dinas Kominfo Provinsi Kepulauan Riau tahun 2017-2021, pihaknya selalu disarankan untuk menggunakan ruang simpan di data center yang dikelola Kominfo dan bersifat gratis.

Sehingga bisa dibayangkan seandainya di Pusat Data Center itu ada 282 instansi pengguna, berapa banyak sistem keamanan dan firewall yang digunakan, yang mana teknologi keamanannya berbeda beda tergantung vendor yg mendapat pekerjaan dari instansi tersebut.

“Waktu itu kami menolak dan memilih untuk membangun server sendiri, sehingga kalaupun ada kaitan data simpan di server Kominfo, back up data recovery tetap ada di server milik Pemprov Kepri,” ujar Iskandar Nasution.

Berbeda dengan data center yang berada di Batam yang dikelola oleh BP Batam. Data Center di Batam lebih berfungsi sebagai DRC atau Disaster Recovery Center terhadap data yang disimpan di server utama di Pusat Data Nasional yang dikelola oleh Kementerian Kominfo.

Namun secara teknologi, data center di Batam sudah terintegrasi dengan sistem keamanan dan firewall, sehingga instansi pengguna hanya dibebankan biaya sewa ruang simpan saja tanpa harus dipusingkan dengan sistem keamanan data nya.

“Fakta ini pula yang saya tulis dalam makalah ketika maju memperebutkan jabatan Direktur Politik dan Komunikasi. Salah satu kritikan saya adalah banyaknya pembuatan aplikasi dengan sistem berbeda secara teknologi,” jelas Iskandar yang kini menjabat Staf Analis Pendapatan Daerah di Bapenda Provinsi Kepri.

Dalam makalah tersebut, Iskandar mengusulkan adanya satu aplikasi untuk semua instansi sehingga lebih terfokus dalam penerapan teknologi, baik teknologi guna pakai maupun teknologi keamanan dan DRC.

“Tapi sayangnya, makalah saya itu tidak dibahas dalam tahap wawancara, malah membahas tentang isu-isu tentang politik identitas,” sesalnya.

Ia berharap kasus peretasan Pusat Data Nasional bisa menjadi pelajaran pemerintah pusat untuk lebih mengintegrasikan sistem keamanan data, sehingga instansi pemilik data tidak lagi dibebankan untuk membuat sistem keamanan data sendiri yang dikelola Kementerian Kominfo.

Kemudian, kewajiban seluruh instansi untuk memiliki unit DRC (Disaster Recovery Center), dimana DRC tersebut harus disimpan di Server Data Center yang berada di pulau yang berbeda dari Pusat Data Center utama. [nfa]

Iskandar Nasution kasus Peretasan Pusat Data Nasional
Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram
Previous ArticlePEPARPEDA VIII Banten 2024 Siap Berlangsung di Kota Tangerang
Next Article Hingga Mei 2024, Pajak Terkumpul Capai Rp760,38 Triliun
Avatar photo
Nurfaizah Al Adabiyah
  • Website

Related Posts

Kopdes Merah Putih: Upaya Membangun Solidaritas dan Kesadaran Politik

Minggu, 27 April 2025

Sinergi Dengan Menhut, Mendes Yandri Optimis Kopdes Merah Putih Sukses di Kawasan Perhutanan Sosial

Jumat, 18 April 2025

GREAT Institute: Prabowo Berpeluang Jadi Pemimpin Baru Dunia

Selasa, 15 April 2025

Perkuat Kolaborasi, Mendes Yandri Ingin GP Ansor Manfaatkan Jaringan Dukung Pembangunan Desa

Selasa, 15 April 2025

Leave A Reply Cancel Reply

Media Sosial
  • Facebook
  • Instagram
  • YouTube
  • TikTok
Jangan Lewatkan
Daerah
Jumat, 2 Mei 2025By Nurfaizah Al Adabiyah

Forum Strategis: Menghadapi Krisis Masa Depan Bangsa dan Dunia

Desanesia. Majelis Gerakan Akhir Zaman (GAZA) menggelar forum strategis berskala internasional bertajuk “Refleksi Spiritual Mubasyirat…

Membangun Masa Depan Pertanian Tapanuli Utara: Membaca Realitas, Menata Ulang Arah

Selasa, 29 April 2025

Kopdes Merah Putih: Upaya Membangun Solidaritas dan Kesadaran Politik

Minggu, 27 April 2025

Emas Antam Merosot Segini Usai Cetak Rekor Tertinggi

Jumat, 18 April 2025
Desanesia.id
Facebook Instagram YouTube TikTok
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan Isu Keberagaman
  • RSS
© 2025 PT Media Inti Borneo.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?