Close Menu
Desanesia.id
  • Home
  • Indeks
  • Nasional
  • Daerah
  • Wisata
  • Gallery
    • Video
  • Sejarah
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Budaya

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Forum Strategis: Menghadapi Krisis Masa Depan Bangsa dan Dunia

Jumat, 2 Mei 2025

Membangun Masa Depan Pertanian Tapanuli Utara: Membaca Realitas, Menata Ulang Arah

Selasa, 29 April 2025

Kopdes Merah Putih: Upaya Membangun Solidaritas dan Kesadaran Politik

Minggu, 27 April 2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook Instagram YouTube TikTok
Desanesia.id
Minggu, 8 Juni 2025 Login
  • Home
  • Indeks
  • Nasional
  • Daerah
  • Wisata
  • Gallery
    • Video
  • Sejarah
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Budaya
Desanesia.id
Home » 58 Koleksi Wastra Dipamerkan di Museum Aceh
Budaya Selasa, 16 Juli 2024

58 Koleksi Wastra Dipamerkan di Museum Aceh

adminBy adminSelasa, 16 Juli 2024Tidak ada komentar3 Mins Read
Facebook Twitter WhatsApp
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal/Ist
Share
Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp

Desanesia. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui UPTD Museum Aceh menggelar pameran koleksi wastra (kain tradisional) hingga akhir tahun. Pameran itu sebagai bentuk pelestarian kebudayaan yang ada di Aceh.

Pameran tersebut berlangsung di Gedung Temporer Museum Aceh mulai hari ini, Senin (15/7). Koleksi wastra yang dipamerkan berasal dari Aceh dan sembilan provinsi lainnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, menyebutkan, ada sebanyak 58 koleksi wastra (kain tradisional) dunia sampai dengan Aceh yang ditampilkan sebagai bentuk pelestarian kebudayaan. Wastra di Aceh sudah ada sejak abad ke-16 dan kualitasnya saat itu mampu mengalahkan sutra India dan Tiongkok.

“Sutera waktu itu sebagai diplomasi budaya antara Aceh, India, dan Cina. Selain itu nilai tukar sutera Aceh lebih tinggi dibandingkan Cina sehingga menjadi sebuah kebanggaan,” kata Almuniza.

Selain itu, sambung Almuniza, pada Abad ke-18, wanita di Aceh telah menggunakan wastra sebagai penutup kepala (tutup ulei) yang disebut sebagai kain 12 hah. Kain itu menjadi ciri khas karena terdapat motif tentang kalimat Allah yang menunjukkan dari dulu orang Aceh sudah sangat menjaga auratnya. 

“Mudah-mudahan pameran ini menjadi stimulus awal bagi masyarakat yang mencintai dunia tekstil model ataupun tentang wastra untuk mengembalikan masa kejayaan Aceh” sebut Almuniza. 

Almuniza menjelaskan, untuk menggaet generasi milenial, Disbudpar meminta semua pihak untuk dapat menyebarluaskan tentang pameran wastra yang sedang berlangsung di Museum Aceh. 

“Semua informasi-informasi yang ditampilkan di sini dibuat flyer dan kita akan menggunakan teman-teman influencer untuk menyampaikan tentang pameran ini minimal tersadarkan dululah anak-anak muda Aceh bahwa potensi yang dimiliki Aceh sangat-sangat hebat dan mereka harus tahu,” jelas Almuniza.

Dosen Prodi PKK (Tata Busana), FKIP Universitas Syiah Kuala, Novita yang menjadi narasumber pada kegiatan kajian ragam koleksi Musem Aceh, menyebutkan,  wastra merupakan nama lain dari kain tradisional khas Indonesia. Sebutan wastra berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kain.

Novita menjelaskan jenis wastra Indonesia di antaranya adalah kain tenun songket Aceh yang merupakan warisan leluhur masyarakat Aceh. 

“Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam raja mewajibkan bagi wanita Aceh untuk mengajar dan belajar membuat tenun. Terutama keahlian dalam menenun kain sutera, menjahit, menyulam dan melukis bunga-bunga pada kain, pakaian dan barang lainnya,” ungkap Novita.

Menurut Novita, dalam adat Aceh dahulu, gadis-gadis yang tidak mahir menenun sangat dicela dalam masyarakat dan dianggap sebagai perempuan yang tidak cakap dalam kehidupan. Motif wastra Aceh kebanyakan terinspirasi dari tumbuh-tumbuhan, benda, alam, hewan, serta makanan. 

“Hal ini tercermin dalam hadih maja (peribahasa Aceh):  “tayue peu-ek ie beukah tayeuen, tayue pok teupeun keundo asoe” (disuruh mengangkat air pecah tempayan, disuruh menenun kendur kainnya),” sebut Novita. [nfa]

 

Pameran di Aceh pameran koleksi wastra
Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram
Previous ArticlePolri Gelar Kejuaraan Judo Kapolri Cup 2024
Next Article Harga Emas Antam Hari ini Naik per Gram
admin
  • Website

Related Posts

Menteri Desa Dijadwalkan Temui Kepala Desa se-Riau dan Buka Pacu Jalur di Peranap Inhu

Sabtu, 15 Februari 2025

Festival Pecinan Dalam Rangka Perayaan Imlek 2025

Rabu, 29 Januari 2025

Tawa Agak Laen Berkelas

Minggu, 29 Desember 2024

Rocky Gerung Diusulkan Jadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Agama

Minggu, 8 Desember 2024

Leave A Reply Cancel Reply

Media Sosial
  • Facebook
  • Instagram
  • YouTube
  • TikTok
Jangan Lewatkan
Daerah
Jumat, 2 Mei 2025By admin

Forum Strategis: Menghadapi Krisis Masa Depan Bangsa dan Dunia

Desanesia. Majelis Gerakan Akhir Zaman (GAZA) menggelar forum strategis berskala internasional bertajuk “Refleksi Spiritual Mubasyirat…

Membangun Masa Depan Pertanian Tapanuli Utara: Membaca Realitas, Menata Ulang Arah

Selasa, 29 April 2025

Kopdes Merah Putih: Upaya Membangun Solidaritas dan Kesadaran Politik

Minggu, 27 April 2025

Emas Antam Merosot Segini Usai Cetak Rekor Tertinggi

Jumat, 18 April 2025
Desanesia.id
Facebook Instagram YouTube TikTok
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan Isu Keberagaman
  • RSS
© 2025 PT Media Inti Borneo.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?