Close Menu
Desanesia.id
  • Home
  • Indeks
  • Nasional
  • Daerah
  • Wisata
  • Gallery
    • Video
  • Sejarah
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Budaya

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Forum Strategis: Menghadapi Krisis Masa Depan Bangsa dan Dunia

Jumat, 2 Mei 2025

Membangun Masa Depan Pertanian Tapanuli Utara: Membaca Realitas, Menata Ulang Arah

Selasa, 29 April 2025

Kopdes Merah Putih: Upaya Membangun Solidaritas dan Kesadaran Politik

Minggu, 27 April 2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook Instagram YouTube TikTok
Desanesia.id
Minggu, 8 Juni 2025 Login
  • Home
  • Indeks
  • Nasional
  • Daerah
  • Wisata
  • Gallery
    • Video
  • Sejarah
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Budaya
Desanesia.id
Home » Rumah Pengasingan Bung Karno di Bumi Rafflesia
Sejarah Jumat, 9 Juni 2023

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bumi Rafflesia

adminBy adminJumat, 9 Juni 2023Tidak ada komentar3 Mins Read
Facebook Twitter WhatsApp
Rumah pengasingan Soekarno di Bengkulu selama era prakemerdekaan antara 1938-1942.
Share
Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp

Desanesia.id – Rumah putih besar bergaya Eropa berhalaman rumput hijau ini berada di Jalan Soekarno-Hatta nomor 8, RT 5 RW 2, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Rumah bersejarah itu menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Rumah dengan luas bangunan 162 meter persegi itulah Soekarno pernah di asingkan oleh penjajah Belanda. Ia dikirim ke Bengkulu di pesisir barat Pulau Sumatera pada 1938 sampai 1942 silam atau usai menjalani tindakan serupa di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur pada 1934-1938.

Bangunan cagar budaya nasional beratap limas itu, dikelilingi oleh pagar besi kokoh. Dindingnya polos dengan model pintu masuk utama dan jendela seluruhnya sama, berdaun ganda serta persegi panjang. Ada dua bangunan, satu merupakan rumah utama dan lainnya penunjang terletak di belakang bangunan utama.

Struktur rumah terdiri dari teras, ruang tamu, beberapa kamar, serta teras belakang. Rumah dihiasi oleh sejumlah jendela kaca ukuran besar di seluruh sisi bangunan.

Soekarno tiba di Bumi Rafflesia pada 14 Februari 1938 dan tidak langsung menempati rumah pengasingan, karena sedang direnovasi. Rumah itu di sewa Belanda dari pengusaha keturunan Tionghoa, Tjang Tjeng Kwat.

Tjeng Kwat dikenal sebagai penyalur bahan pokok untuk kebutuhan Belanda. Dia membangun rumah besar miliknya itu pada tahun 1918, di atas lahan yang sangat luas, yakni sekitar 4 hektare.

Bung Karno memanfaatkan rumah pengasingannya bukan sekadar tempat tinggal. Dia kerap menggelar pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat Bengkulu seperti tokoh Muhammadiyah Bengkulu yakni Hassan Din, dan lain sebagainya.

Pasca kemerdekaan, dikutip dari website Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, luas lahan rumah pengasingan berkurang. Pemerintah Provinsi Bengkulu memecah lahan untuk beberapa kepentingan. Misalnya, untuk dibangun gedung instansi, sekolah dan perumahan warga.

Sehingga, saat ini hanya menyisakan sekitar 4.813 meter persegi sebagai lahan utama kawasan rumah pengasingan. Pada masa setelah kemerdekaan, rumah ini pernah difungsikan sebagai markas perjuangan Pemuda Republik Indonesia (PRI), rumah dinas anggota Angkatan Udara RI (AURI), dan stasiun RRI Bengkulu.

Sebagai bagian dari sejarah perjalanan bangsa, rumah pengasingan Bung Besar, julukan Soekarno, masih mempertahankan sejumlah barang peninggalannya selama di asingkan. Misalnya, satu lemari yang berisi 120 potong pakaian pentas Tonil Monte Carlo, grup kesenian yang didirikan Soekarno selama pengasingan di Bengkulu, sepeda onthel, satu set kursi tamu, dan lemari makan.

Tersimpan juga koleksi surat cinta Soekarno dan Fatmawati, perempuan asli Bengkulu yang dinikahi Bung Karno selama masa pengasingan. Fatmawati dikenal sebagai penjahit bendera nasional merah putih saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Sampai hari ini rumah pengasingan Bung Karno menjadi objek wisata sejarah dan selalu dikunjungi masyarakat ketika berada di Bengkulu.

Ketika berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno, pada 3 Agustus 2022 lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengajak masyarakat untuk ikut merawat saksi bisu persiapan kemerdekaan Indonesia ini. [nfa]

Pengasingan Rumah Bung Karno
Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram
Previous ArticleSosialisasi Poin Karya Untuk Guru Sertifikasi Jenjang SMP Tahun 2023
Next Article Hutan Mangrove Langsa, Objek Wisata Kelas Dunia
admin
  • Website

Related Posts

Destinasi Wisata Sejarah, Kerkhof Peucut

Rabu, 23 Oktober 2024

Sejarah Masjid Raya Al-Arif Jagal Senen

Minggu, 14 Juli 2024

Tokoh Mabmi Babel Sowan Kunjungi Istana Kesultanan Palembang

Sabtu, 13 Juli 2024

Kenapa Uban Tidak Boleh Dicabut Menurut Islam?

Kamis, 25 April 2024

Leave A Reply Cancel Reply

Media Sosial
  • Facebook
  • Instagram
  • YouTube
  • TikTok
Jangan Lewatkan
Daerah
Jumat, 2 Mei 2025By admin

Forum Strategis: Menghadapi Krisis Masa Depan Bangsa dan Dunia

Desanesia. Majelis Gerakan Akhir Zaman (GAZA) menggelar forum strategis berskala internasional bertajuk “Refleksi Spiritual Mubasyirat…

Membangun Masa Depan Pertanian Tapanuli Utara: Membaca Realitas, Menata Ulang Arah

Selasa, 29 April 2025

Kopdes Merah Putih: Upaya Membangun Solidaritas dan Kesadaran Politik

Minggu, 27 April 2025

Emas Antam Merosot Segini Usai Cetak Rekor Tertinggi

Jumat, 18 April 2025
Desanesia.id
Facebook Instagram YouTube TikTok
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan Isu Keberagaman
  • RSS
© 2025 PT Media Inti Borneo.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?